Proyek Selingan

Alhamdulillah suami dapat rejeki lebih dari biasanya, dan saya pun memiliki ide untuk menyisipkan proyek kecil-kecilan di sela-sela proyek vertical garden yang terpaksa harus pending dulu. Proyek ini tujuannya untuk menanamkan dan menumbuhkan rasa empati dan berbagi antar sesama kepada anak-anak. Rencananya nggak perlu banyak-banyak, seadanya saja dan ditujukan untuk orang sekitar saja, seperti para pemulung yang rutin mengambil sampah di depan rumah dan para manula yang sering kita temui di sekitar rumah. Karena sangat simpel, kita targetkan proyek ini berjalan hanya dua hari saja. Hari pertama belanja, dan hari kedua berbagi. Semoga saja rencana proyek ini bisa menginspirasi anak-anak untuk sering berbagi dan sedekah dengan sesama terutama di lingkungan sekitar. Aamiin…
Bekasi

31 Maret 2017

tata.pakerti
#level3

#tantanganhari9

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip

Next to Do

Hari ini saya belum bisa nambah apa-apa karena fisik saya yang masih belum memungkinkan, suami pun belum balik dari luar kota. Sebenarnya tidak banyak kurangnya, tapi memang perlu ke luar rumah untuk membelinya. Adapun kekurangannya adalah sbb:

Plat gantungan

Ini fungsinya untuk menggantung hasil karya kita kemaren, namanya vertical garden jadi harus terpasang vertical bukan? Tapi kalaupun tidak bisa menemukan plat seperti ini. rencananya cukup dengan memasang paku saja.

Klem pengait

Ini fungsinya untuk mengaitkan pot pada papan. Jadi nggak perlu ribet dan tahan lama tentunya. Kalaupun klem pengait tidak bisa didapat, rencanya pot akan kami lubangi dan digantung langsung di paku atau hook yang telah dipasang di papan.

Pot dan tanaman

Ini yang bakalan agak lama, karena selain nggak gampang cari di deket rumah, saya pun belum fix menentukan apa saja yang akan saya tanam 🙈. PR saya masih banyak ternyata. Rencana awal memang akan saya isi dengan tanaman dapur, semacam kunyit, sereh, seledri, daun mint, rosemary, kencur, dan sejenisnya. Tapi karena ada sedikit modifikasi dari pak suami, seperti dengan menambah tanaman succulent, vertical garden saya akan nampak lebih cantik 😁, aamiin…
Semoga bisa ter-cover semua yaaa…
Bekasi

30 Maret 2017

#level3

#tantanganhari8

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip

Today is Nothing

Hari ini benar-benar nggak ada progres. Pak suami lagi tugas luar kota, saya dari pagi ada urusan di luar rumah, pulang jemput Kakak Almira, trus jenguk temen Almira yang ibunya baru lahiran, habis itu nemenin anak-anak bobok, bangun siap-siap pergi lagi untuk urusan luar, balik-balik udah lewat maghrib. Yes…today is nothing for family project. Semoga besok ada progres lagi, walaupun secuil 😅. 

Untuk hari ini, saya hanya bisa mengucap Alhamdulillahirrahmanirrahim…segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, trimakasih atas nikmat yang telah Engkau berikan hingga hari ini 😊.
#level3

#tantanganhari7

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip
Bekasi

29 Maret 2017

tata.pakerti

Pending

Setelah seharian kemaren lelah kena macet di jalanan, berakibat hari ini badan lemas, dan ngantuk berat. Progres proyek pun minim sekali. Kondisi badan yang seperti ini, dan cuaca yang cukup menyengat di pagi dan siang hari, bikin males banget mau keluar rumah. Kita hanya menambah sedikit sentuhan anak-anak di vertical pot yang sudah kita bikin kemaren. Kehebohan anak-anak juga nggak sempet diabadikan karena sudah rempong sendiri 😅. Seharusnya memang bisa selesai hari ini, tapi gara-gara kondisi fisik ibuk yang tidak memungkinkan, project nya jadi ke-pending gini deh 😥, maaf ya…

#level3

#tantanganhari6

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip
Bekasi

28 Maret 2017

tata.pakerti

Piknik duluuu…

Mumpung ada hari “kejepit nasional”, Ayah ngajuin cuti buat ngabisin waktu sama keluarga. Awalnya sih cuti buat nyelesaiin proyek keluarga, tapi mendadak ada undangan liburan keluarga dari adek, jadilah yang awalnya family project jadi family tour, yeaaay 🙌🙌🙌🙌.

Jadiii…melipir dulu ya kitaaa dari keramaian kota 😜, project nya lanjut besok, ibuk butuh liburan inih biar family project nya selesai tepat waktu, aamiin…

#tantanganhari5

#level3

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip
Bekasi

27 Maret 2017

tata.pakerti

Step 1 : Done

Hari ini, setelah semua sarapan, barulah pengerjaan project vertical garden garden dimulai. Ibu yang merancang dan mengukur kayu, ayah yang memotong atau menggergaji, anak-anak ikut-ikutan 😂 hasilnya seperti ini :

Setelah kayu terpotong, kemudian disusun sesuai rancangan, barulah setelah itu dipaku dan dibor supaya kuat.

Setelah semua terpaku, jadilah seperti ini :

Karena masih ada sisa kayu, munculah ide dari ayah, untuk menambah sedikit modifikasi, yaitu nambah pot permanen dibawahnya, hasilnya seperti ini :

Sampai tahap ini anak-anak bantu ngambil-ngambil bahan, sok iya mengencangkan skrup, dan tentunya sambil membuat rusuh 😂 , namanya juga anak-anak 😘.

Karena sudah siap untuk dihias, barulah mereka merasa excited sekali. Lihat saja kehebohan mereka 😂

Dari yang awalnya serius mengecat, trus maenan cat diciprat cipratin ke tanah, sampai terakhir saling mengecat badan satu sama lain 😂, sayang yang terakahir nggak ke foto, udah repot buat buru-buru nyuruh mereka bersih-bersih badan.

Karena baru bisa dilanjut setelah cat dasar nya kering, jadi sampai disini dulu pengerjaan project vertical garden nya. Alhamdulillah anak-anak senang, ayah dan ibu puas. My family my team!!! 


#tantanganhari4

#level3

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip
Bekasi

26 Maret 2017

tata.pakerti

Persiapan Pertama

Astaghfirullah…sudah lewat hari ketiga dan saya lupa untuk mencatat laporan hari kemaren, tapi nggakpapa telat daripada tidak sama sekali. Catatan bagi saya hari ini, supaya tidak menunda-nunda pekerjaan, huhuhu. Padahal kemaren sudah ingat dan ada waktu, tapi saya pikir aaah…nanti malam saja setelah anak-anak tidur, ternyata setelah dongeng malam selesai saya pun terlena dengan dongeng nya dan langsung masuk ke dalam alam dongeng, alias tertidur 😂. Sebagai gantinya, sehabis bangun dan menghabiskan waktu bersamaNya, saya pun langsung menulis laporan yang tertunda.

Jadi kemaren akhirnya ada forum keluarga dengan pak suami yang agak panjang. Saya sampaikan kepadanya model vertical garden yang sesuai dengan selera saya, lalu beliau pilih kira-kira mana yang paling simple. Akhirnya kami sepakat untuk membuat model yang seperti ini :

Mungkin nggak persis banget seperti ini, tapi setidaknya konsepnya yang akan seperti ini. Setelah itu kami berdua pun mendiskusikan teknis pembuatannya. Anak-ana belum terlalu dilibatkan dalam proses ini, kami hanya sampaikan bahwa kita mau bikin yang cantik-cantik besok, jadi kakak dan adek bantuin ya…

Mumpung kerjaan rumah sudah beres, dan kondisi diluar nggak hujan dan nggak terlalu terik, kami pun keluar untuk menyicil membeli bahan.

Apa aja sih bahannya?

Seperti yang ada di gambar pilihan kita, jadi bahan utamanya adalah kayu. Alhamdulillah mencari kayu potongan dan sudah halus tidak terlalu sulit. Ada toko yang lumayan deket dari rumah kami, dan cusss kami langsung kesana.

Kami membeli satu ikat kayu halus yang sudah terpotong sekaligus. Satu ikat isinya 10 batang dengan harga 100 ribu rupiah. Alhamdulillah penjual pun memberi bonus satu batang lagi buat kita. Karena sudah terlalu susah bawanya, jadi setelah itu kami cuma membeli alat-alat yang belum ada di rumah, seperti gergaji dan paku. Alhamdulillah sudah ada sedikit progres untuk proyek vertical garden kami. Bagaimana progres selanjutnya? Tunggu update dari kami ya… 😁
Bekasi

26 Maret 2017

#tantanganhari3

#level3

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip

Rancangan Proyek Pertama

Setelah sepakat dengan proyek membuat vertical garden, saya pun mencari inspirasi vertical garden seperti apa yang akan kita buat besok. Sebenarnya sih nggak mau muluk-muluk, atau terlalu WOW, yang penting apa yang dulu saya dan suami impikan sedikit bisa terwujud. Jadi saya pengen sekali punya taman herbal atau taman yang berisi tanaman kebutuhan dapur, tujuannya kalau suatu saat lagi butuh, nggak perlu repot ke pasar, tinggal petik aja di taman 😁. Berhubung lahan rumah tinggal yang kurang memadai untuk dibikin taman yang luas, jadilah kita mencari referensi bagaimana mengakali atau membuat taman di lahan yang sempit. Dari situ ketemulah solusi vertical garden untuk memuaskan impian kita. Selain menambah estetika rumah, ternyata sangat efisien juga buat lahan sempit seperti rumah saya ini.

Kalau cari-cari di internet banyak sekali referensi vertical garden. Tetapi hari ini saya pengen serius mencari model vertical garden yang seperti apa yang bisa diaplikasikan di kondisi rumah saya saat ini. Dari hasil browsing seharian, kira-kira seperti inilah vertical garden yang cocok dengan rumah saya dan selera saya tentunya hehehe.

Kira-kira seperti ini :

seperti ini :

atau seperti ini : 

Tinggal nunggu persetujuan pak suami mana yang kira-kira cocok dengan seleranya, budget dan kemampuannya 😁. 
Bekasi

24 Maret 2017

tata.pakerti
#tantanganhari2

#level3

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip

1st Pakerti’s Project

Sudah masuk bulan ke-3, tantangannya semakin berat, kali ini temanya tentang meningkatkan kecerdasan anak, mulai dari IQ, EQ termasuk juga SQ. Untuk melatih kecerdasan itu semua, IIP memberi tantangan berupa “family project“. Wooow…sebenarnya ini yang saya tunggu, mengaplikasikan proyek keluarga yang sebenarnya ala keluarga saya tentunya. Walaupun jujur saya, sampai detik ini saya menulis catatan ini, saya masih bingung mau bikin apa? *pengen nangis rasanya nggak punya ide apa-apa huhuhu*.
Suami akhir bulan begini sedikit susah untuk diajak berpikir keras, karena saya tau di kantor, suami sudah cukup dipusingkan dengan urusan orang banyak, sedangkan saya adalah orang yang paling tidak kreatif yang saya akui sejak dulu 😭😭😭. Tapi bagaimana pun saya harus memaksa diri saya sendiri untuk “just do it” 💪.

Nah…semalam saya sempat mengutarakan kegalauan hati saya kepada suami, mau bikin proyek apa nih, saya bingung, sumpah 😭. Suami pun mengusulkan untuk bikin vertical garden yang dulu sempat kita bahas bersama. Saya sebenarnya kurang sreg, koq kayaknya terlalu berat, apalagi buat anak-anak, nanti bagaimana cara melibatkan anak-anaknya? Mungkin hanya sebatas menyalurkan kreatifitas mereka saja. Jadi pusing sendiri kan saya 😭😭😭. Bismillah…daripada tidak sama sekali, mari kita mulai saja. 

Untuk proyek pertama, OK saya ngikut apa kata suami, karena saya lagi buntu-buntunya mengeluarkan ide, dan kita belum sempat melakukan family forum sejak tantangan ini diberikan karena suami yang harus pulang larut malam. Jadi untuk menghormati ide suami dan menghargai rencananya yang akan mengajukan cuti Senin besok, maka kita sepakat untuk proyek pertama kita. Berikut adalah rangkuman yang bisa saya tulis dengan keterbatasan komunikasi kami.

Nama Proyek : Vertical Garden

Peserta : Ayah, Ibu, Almira, Nayla

Peran

– Ayah : mempersiapkan bahan dan alat-alat berat

– Ibu : mempersiapkan tanaman dan media tanam

– Almira & Nayla : mendekor, menggambar, mengecat

Target : mempercantik rumah dengan kreasi tangan sendiri

Waktu : Selasa, 28 Maret 2017

Untuk detail lebih, akan kami usahakan di family forum selanjutnya. Doakan semoga proyek pertama ini berhasil yaaa, aamiin…

Bekasi

23 Maret 2017

tata.pakerti
#tantanganhari1

#level3

#myfamilymyteam

#kuliahbunsayiip

Aliran Rasa Tantangan Kemandirian

Melatih kemandirian memang sebuah tantangan tersendiri buat saya. Awalnya saya tidak yakin akan berhasil. Apa bisa saya konsisten, apa bisa anak-anak melakukannya. Masih ada rasa tidak percaya diri dalam hati saya. Hari pertama memang butuh pengorbanan, seperti saat belajar tidur sendiri, saya dan suami terpaksa harus kurang tidur, karena masih berjaga-jaga kalau saya tidak bisa dengar suara tangisan anak-anak. Hari kedua saya coba padukan dengan ilmu komunikasi di materi sebelumnya. Saya jelaskan perlahan, baik-baik dan secara berulang, hasilnya sukses yang membuat saya sedikit tidak percaya apa memang berhasil atau cuma kebetulan saja. Hari selanjutnya sayacoba komunikasikan dengan baik lagi, ternyata memang kesuksesan di hari kedua hanyalah sebuah kebetulan. Lantas saya tidak menyerah, karena memang kermandirian bukan hal yang bisa dicapai dalam hitungan hari. Di hari-hari selanjutnya, alhamdulillah ekspektasi saya sedikit terwujud. Dari yang awalnya susah dibujuk, alhamdulillah sudah rela tidur sendiri, yang awalnya ada tangisan dan teriakan, alhamdulillah hanya sebatas isak tangis, bahkan beberapa kali tidak terdengar lagi tangisan itu. Terimakasih IIP sudah memberikan ilmu dan tantangan yang mungkin tidak akan pernah saya lalukan bila tidak dipaksa seperti ini. Saat ini memang belum 100% mandiri, tetapi saya, suami dan anak-anak tidak berhenti belajar, karena saya yakin usaha dan ikhtiar yang kita lakukan saat ini, pasti akan berbuah indah suatu hari nanti, aamiin Ya Rabbal aalaamiin…
Bekasi.

16 Maret 2014

tata.pakerti